Konflik Israel-Palestina : Saat Halu Menghilangkan Nyawa Ribuan Orang

Sumber thumbnail : AP Photo Hassan Eslaiah

Tahun 2008, saya mengenal konflik ini saat saya masih sekolah di sekolah berbasis agama– tepatnya pesantren ramadhan. Di situ ditayangkan konflik Israel-Palestina dimana, Israel menindas orang Palestina.

Citra kognitif yang tercipta waktu itu, Israel == Yahudi, Palestina == Islam. Jadi kalo membela Palestina itu berati membela Islam waktu itu dan sukses membuat saya mengira Palestina itu orang Islam semua isinya LOL dan jadi benci sebenci bencinya dengan Yahudi, even malah merembet ke Kristen yang sebenarnya gaada sangkut pautnya at all.

Tahun 2014 silam, saya sempat memposting tentang Israel dan Palestina di blog sebelah (sekarang ada di sini btw). Waktu itu kesadaran kognitif saya mulai naik, makin toleran dengan agama lain dan benci dengan rasisme. Jadi, saya sensitif dengan sentimen agama yang menjadi ‘background’ dari konflik ini.

Jadilah di postingan tersebut saya membuat argumen bahwa Palestina isinya bukan hanya orang muslim saja– begitupun Israel sebenarnya. Di negeri Palestina juga banyak orang Kristen, Yahudi, bahkan Atheis berdasarkan data yang saya dapat.

Waktu itu saya hanya ingin mendebunk bahwa konflik ini tuh konflik agama. Saya gak mau konflik ini dijadikan sentimen orang Indonesia untuk membenci agama lain apalagi negara lain tanpa dasar penalaran yang jelas.

Tahun 2023, tahun ini. Konflik Israel Palestina telah mencapai puncaknya dan pemahaman saya juga jauh lebih jauh dari 2014 even 2008. Akhirnya saya punya justifikasi bahwa saya boleh memandang konflik ini dari segi kemanusiaan.

Even postingan ini sangat menyentak saya, bahwa mitos, takhayul, dan gagasan tidak rasional sukses menghilangkan nyawa banyak orang. Di sini saya merasa perlu bersuara, karena konflik kali ini terburuk sepanjang sejarah.

Sumber @cittairlanie

Mitos, tahayul, dan gagasan irrasonal siapa? Israel. Yang masih terus menyerang warga Palestina hanya karena justifikasi tanah perjanjian yang tak berdasar. Kenapa? Saya jelaskan sekarang.

Tanah Perjanjian?

Saya meyakini suatu keyakinan di mana Alkitab digunakan sebagai basis firman dasarnya, saya dapat rhema dan hikmat lalu merenungkan setiap hari bersama Tuhan (nantilah dijelaskan lebih lanjut, kesempatan lain di blog personal saya, ini baru semi gopubnya aja btw).

Tentu saya familiar dengan tanah perjanjian, terlebih tanah perjanjian yang sering disebut oleh para pengejarnya dalam perspektif perjanjian lama.

Memang saat itu Tuhan memimpin orang Israel keluar dari tanah Mesir lalu menempati tanah perjanjian di negeri Kanaan tepatnya. Setelah bertahun tahun pengembaraan dan penaklukan, akhirnya Israel menempati tanah yang dijanjikan Tuhan saat itu.

Kalo kita membaca dengan cermat Israel selama perjanjian lama, bolak balik Israel diberkati lalu dikutuk berdasarkan iman dan dosa yang mereka lakukan. Bahkan sempat dibuang Tuhan ke negeri Babel saking kejamnya penyembahan berhala dan kejahatan lain mengikuti pergantian raja demi raja waktu itu.

Dari sini aja kita udah bisa ambil kesimpulan bahwa tanah perjanjian itu mutlak urusan Tuhan. Tuhan menjanjikan ya Tuhan yang memberikan, bukan malah mengandalkan asumsi lalu meraih tanah perjanjian sendiri.

Bukankah kitab Amsal mengajar untuk tidak mengandalkan diri sendiri? Apalagi dengan cara sekarang bisa dinilai sangat tidak berperikemanusiaan.

Jadi, di tahun 1917 saat Israel Zionis mulai mengejar ‘tanah perjanjian’, mereka melakukannya atas dasar apa? Israel perjanjian lama menempati tanahnya sebelum masehi. Era Alkitab selesai satu masehi di kitab Wahyu. Belum lagi negara Israel benar benar berakhir di tangan Romawi tahun ketiga masehi. Itu sudah kejauhan.

Apa benar Tuhan yang menyuruh mereka kembali ke ‘tanah perjanjian’ tahun segitu? Apa Tuhan minta mereka memusnahkan Palestina demi tanah perjanjian seperti di Kanaan? BELUM TENTU JUGA.

Bagi yang masih membela Israel karena tanah perjanjian, sorry not sorry KALIAN SEMUA HALU. Terlebih yang mengadakan tur ke holyland kayak… Kalian ngerti gak sih tempat kalian tur itu hasil politisasi irrasional YANG MENGORBANKAN NYAWA? Tolong.

Israel yang dulu bukanlah Israel yang sekarang, teman teman~ Apalagi Israel 1917, kejauhaaaaaan~

Penyebabnya Agama, Bukan Berati Problem Solvingnya Agama Juga

Ini kritikan keras untuk orang Indonesia yang memandang Israel Palestina terutama. Memboikot produk produk yang sudah dibeli lisensinya dan profit mutlak untuk Indonesia (apalagi dipajakin Menteri Keuangan! /eh), tetap merupakan hal yang irrasional.

Terlebih mengusir penduduk Israel yang gak tau apa apa juga tidak masuk akal. Mereka korban politisasi Zionis itu tadi dan harus segera dicari solusi terbaik. Banyak kok yang akhirnya terpaksa harus ngedebunk/unlearn apa yang mereka percayai dari orangtua dan nenek moyang mereka.

Hamas juga, mengaku mewakili Palestina tapi ideologinya memaksakan Palestina jadi negara Islam juga. Otomatis jadi propaganda dong bahwa ini konflik agama, apalagi jadi ajang bela agama dan jihad pula, aduh. PADAHAL BRUH. It’s still a konflik negara.

Sayang banyak negara Islam (dan bermayoritas Islam) terhasut organisasi politik ini, termasuk Indonesia. Dan ini yang bikin orang antipati terhadap konflik ini–tepatnya pada Palestina. Terlebih dari POV yang anti muslim, mereka jadi anti juga sama Palestina gak peduli semenderita apapun.

Anyway aku dapat video berikut ini dimana, demonstrasi bela Palestina terjadi di seluruh dunia. Ini menujukkan bahwa seluruh warga dunia memandang ini adalah kejahatan kemanusiaan. Vibesnya macam reformasi dikorupsi gak seh?

Then How to Solve the Problem, Anyway?

Kemarin akhirnya, saya hanya bisa bilang di IG story bahwa untuk menyelesaikan masalah, mutlak untuk menggunakan cara berpikir kritis, rasional, dan saintifik. Secara tersirat kayak gini.

See the biggest elephant in the room, lihat akar masalah yang paling jelas yang mana. Biasnya tolong dikurangi, jangan karena anggapan oh ini tanah perjanjian, pantas dong Palestina dimusnahkan YA TOLONG.

Terus kemudian touch some grass, rasakan realitanya. Injak rumput ya berati rasakan apa yang benar benar terjadi saat itu tanpa mengada ada, tanpa mengeliminasi hal-hal penting demi bias yang kalian pegang gitu loh.

Kalau ada yang mendengar tentang Madilog– karya bapak pendiri kita Tan Malaka, beliau mengajarkan kita untuk melihat dunia berdasarkan apa yang ada, yang bisa dibuktikan. Beliau juga mengeluarkan istilah logika mistika yang jadi terkenal sekarang, logika yang didasarkan hal-hal yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Bayangkan jika suatu negara menggunakan logika mistika secara mutlak, negara tersebut akan kacau! Bayangin, Indonesia kek gini aja Tan Malaka bakalan marah, apalagi Israel pake justifikasi tanah perjanjian haduh, guling-guling dia di alam kuburnya.

Sejauh ini, yang bisa dilakukan hanyalah menghentikan serangan, sekarang juga. Gaada yang lain. Aku gak tau apa yang jadi perjanjian internasional per se-nya antar dua negara ini, tapi yang jelas dari kacamata umum tolong, Israel. Hentikan serangan kalian sekarang juga.

Masih tega juga udah ribuan, bahkan jutaan orang tewas? Nyerang gereja dan rumah sakit lagi gatau malu kalian sumpah. Alasannya karena ada pasukan Hamas di situ. ASUMSI ADA PASUKAN HAMAS BIKIN RIBUAN ORANG MENINGGAL DAH GITU DI RUMAH SAKIT LAGI BAYANGIN COBA? ASEM.

Terus alasan apa lagi? Karena Hamas menyandera orang Israel dan membunuh ribuan orang orangnya yang tidak bersalah? Maka dari itu Israel balas berkali kali lipat orang Palestina yang JUGA tidak bersalah. NGAPAIN KOCAK?

Terus kenapa masih ngerecoki pemerintahan Palestina juga? Sampai memblokir listrik dan fasilitas kesehatan, NGAPAIN?

Terus apa yang kalian cari? Kepentingan kah? Kepentingan apa yang kita gak tau selain ‘tanah perjanjian’ yang kalian kejar ini. Mau minyak? Mau hal hal yang unrenewable? Korup kalian semua *halooooo US?.

Untuk yang masih berasaskan Pancasila, ingat sila kedua. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mengakhiri postingan ini, aku mau attach video salah satu politisi UK yang masih punya akal untuk peduli terhadap kemanusiaan.

Leave a comment